PENDAHULUAN
Setiap kelompok dalam satu organisasi, dimana didalamnya terjadi interaksi antara satu dengan lainnya, memiliki kecenderungan timbulnya konflik. Dalam institusi layanan kesehatan terjadi kelompok interaksi, baik antara kelompok staf dengan staf, staf dengan pasen, staf dengan keluarga dan pengunjung, staf dengan dokter, maupun dengan lainnya.
memicu terjadinya konflik. Konflik sangat erat kaitannya dengan perasaan manusia, termasuk perasaan diabaikan, disepelekan, tidak dihargai, ditinggalkan, dan juga perasaan jengkel karena kelebihan beban kerja
Keadaan tersebut akan mempengaruhi seseorang dalam melaksanakan kegiatannya secara langsung, dan dapat menurunkan produktivitas kerja organisasi secara tidak langsung dengan melakukan banyak kesalahan yang disengaja maupun tidak disengaja.
Setiap kelompok dalam satu organisasi, dimana didalamnya terjadi interaksi antara satu dengan lainnya, memiliki kecenderungan timbulnya konflik. Dalam institusi layanan kesehatan terjadi kelompok interaksi, baik antara kelompok staf dengan staf, staf dengan pasen, staf dengan keluarga dan pengunjung, staf dengan dokter, maupun dengan lainnya.
memicu terjadinya konflik. Konflik sangat erat kaitannya dengan perasaan manusia, termasuk perasaan diabaikan, disepelekan, tidak dihargai, ditinggalkan, dan juga perasaan jengkel karena kelebihan beban kerja
Keadaan tersebut akan mempengaruhi seseorang dalam melaksanakan kegiatannya secara langsung, dan dapat menurunkan produktivitas kerja organisasi secara tidak langsung dengan melakukan banyak kesalahan yang disengaja maupun tidak disengaja.
Definisi Konflik :
§ ketidaksesuaian
(perbedaan sesuatu) antara 2 orang atau lebih anggota-anggota atau
kelompok-kelompok organisasi .
§ Situasi
yang terjadi ketika ada perbedaan pendapat atau perbedaan cara pandang diantara
beberapa orang, kelompok atau organisasi.
§ Sikap
saling mempertahankan diri
sekurang-kurangnya diantara dua kelompok, yang memiliki tujuan dan
pandangan berbeda, dalam upaya mencapai
satu tujuan sehingga mereka berada
dalam posisi oposisi, bukan kerjasama.
ASPEK POSITIF DALAM KONFLIK
Konflik bisa jadi merupakan sumber energi dan kreativitas yang positif
apabila dikelola dengan baik. Misalnya, konflik dapat menggerakan suatu
perubahan :
§ Membantu setiap orang untuk saling memahami tentang
perbedaan pekerjaan dan tanggung jawab mereka.
§ Memberikan saluran baru untuk komunikasi.
§ Menumbuhkan semangat baru pada staf.
§ Memberikan kesempatan untuk menyalurkan emosi.
§ Menghasilkan distribusi sumber tenaga yang lebih merata dalam organisasi.
§ Kemampuan koreksi diri sendiri
§ Meningkatkan prestasi dan motivasi
§ Pendekatan yang lebih baik
§ Mengembangkan alternatif dan lebih baik
•
Pentingnya
konflik dalam organisasi
bermanfaat
untuk mengadakan perubahan atau inovasi dan menghasilkan pemecahan persoalan
yang lebih baik. Konflik juga menunjukkan dinamika organisasi.
Apabila
konflik mengarah pada kondisi destruktif, maka hal ini dapat berdampak pada
penurunan efektivitas kerja dalam
organisasi baik secara perorangan
maupun kelompok, berupa penolakan, resistensi terhadap perubahan, apatis, acuh
tak acuh, bahkan mungkin muncul luapan emosi destruktif, berupa demonstrasi.
PENYEBAB KONFLIK
Konflik dapat berkembang karena berbagai sebab sebagai berikut:
1. Batasan
pekerjaan yang tidak jelas
2. Hambatan
komunikasi
3. Tekanan
waktu
4. Standar,
peraturan dan kebijakan yang tidak masuk akal
5. Pertikaian
antar pribadi
6. Perbedaan
status
7. Harapan
yang tidak terwujud
8. Perbedaan
pendapat
9. Salah paham
10. Salah satu
atau kedua belah pihak merasa dirugikan
11. Perasaan
yang selalu sensitive
12. Konflik
yang disebabkan faktor intern
Pentingnya
mengetahui adanya konflik
Konflik yang timbul dapat segera dicegah,
diarahkan bahkan dihilangkan
Cara mengetahui konflik seawal mungkin
1.
Ciptakan komunikasi timbal balik
2.
Gunakan jasa informasi yang ada.
3.
Mintalah penjelasan pihak ketiga
Konflik dapat dicegah atau
dikelola dengan:
1.
Disiplin:
Mempertahankan disiplin dapat digunakan
untuk mengelola dan mencegah konflik.
Manajer perawat harus mengetahui dan memahami peraturan-peraturan yang
ada dalam organisasi. Jika belum jelas, mereka harus mencari bantuan untuk
memahaminya.
2.
Pertimbangan
Pengalaman dalam Tahapan Kehidupan: Konflik dapat dikelola dengan mendukung
perawat untuk mencapai tujuan sesuai dengan pengalaman dan tahapan
hidupnya. Misalnya; Perawat junior yang
berprestasi dapat dipromosikan untuk mengikuti pendidikan kejenjang yang lebih tinggi, sedangkan bagi perawat
senior yang berprestasi dapat dipromosikan
untuk menduduki jabatan yang
lebih tinggi.
3.
Komunikasi:
Suatu Komunikasi yang baik akan menciptakan lingkungan yang terapetik dan
kondusif. Suatu upaya yang dapat dilakukan manajer untuk menghindari konflik adalah dengan
menerapkan komunikasi yang efektif dalam
kegitan sehari-hari yang akhirnya dapat
dijadikan sebagai satu cara hidup.
4.
Mendengarkan
secara aktif: Mendengarkan secara aktif merupakan hal penting untuk mengelola
konflik. Untuk memastikan bahwa penerimaan para manajer perawat telah memiliki
pemahaman yang benar, mereka dapat merumuskan kembali permasalahan para pegawai sebagai tanda bahwa mereka telah
mendengarkan.
Pendekatan baru dalam manajemen konflik :
1.Penyangga atau penengah diletakkan ditengah-tengah pihak
yang berkonflik
2.Membantu pihak yang berkonflik dan mengembangkan pandangan
yang lebih baik
3.Merancang kembali struktur organisasi agar konflik
berkurang
• Keadaan
kelompok yang sedang bersaing :
1. Membangkitkan rasa setia
2. Perhatian terhadap psikologis
anggota
3. Berubah menjadi autokrasi
4. Lebih berstruktur
• Memperkecil
Akibat negatif dari Konflik :
1. Menemukan musuh bersama
2. Interaksi
3. Tujuan
4. Pelatihan
Rancangan Rekayasa untuk memperkecil konflik :
1. Pengikutsertaan dalam latihan dan tujuan
2. Pemisahan dua kelompok yang berkonflik
dan membuat daftar persepsi
3. Membahas daftar persepsi yang dibuat
4. Perundingan untuk mencerna dan analisis kepincangan citra
diri dan kelompok
5. Membahas kepincangan yang ditemukan
6. Penjajagan bersama dan tujuan bersama
7. Manajemen tata hubungan dan mengurangi konflik
SIKAP ANTISIFATIF :
1. Memperkecil konflik dan menambah komunikasi
dan memenuhi tujuan pemimpin
2. Menetapkan kondisi organisasi dan merangsang kerjasama ¹ persaingan
TEKNIK ATAU KEAHLIAN UNTUK MENGELOLA KONFLIK
Pendekatan dalam resolusi
konflik tergantung pada :
q Konflik itu
sendiri
q Karakteristik orang-orang yang terlibat di dalamnya
q Keahlian
individu yang terlibat dalam penyelesaian konflik
q Pentingnya
isu yang menimbulkan konflik
q Ketersediaan
waktu dan tenaga
STRATEGI :
q Menghindar
Menghindari
konflik dapat dilakukan jika isu atau masalah yang memicu konflik tidak terlalu
penting atau jika potensi konfrontasinya tidak seimbang dengan akibat yang akan
ditimbulkannya. Penghindaran merupakan strategi
yang memungkinkan pihak-pihak yang berkonfrontasi untuk menenangkan diri.
Manajer perawat yang terlibat didalam konflik dapat menepiskan isu dengan
mengatakan “Biarlah kedua pihak mengambil waktu untuk memikirkan hal ini dan
menentukan tanggal untuk melakukan diskusi”
q Mengakomodasi
Memberi
kesempatan pada orang lain untuk mengatur strategi pemecahan masalah,
khususnya apabila isu tersebut penting
bagi orang lain. Hal ini memungkinkan timbulnya kerjasama dengan memberi
kesempatan pada mereka untuk membuat keputusan. Perawat yang menjadi bagian
dalam konflik dapat mengakomodasikan pihak lain dengan menempatkan kebutuhan
pihak lain di tempat yang pertama.
q Kompetisi
Gunakan
metode ini jika anda percaya bahwa anda memiliki lebih banyak informasi dan
keahlian yang lebih dibanding yang lainnya atau ketika anda tidak ingin
mengkompromikan nilai-nilai anda. Metode ini mungkin bisa memicu konflik tetapi
bisa jadi merupakan metode yang penting untuk alasan-alasan keamanan.
q Kompromi
atau Negosiasi
Masing-masing
memberikan dan menawarkan sesuatu pada waktu yang bersamaan, saling memberi dan
menerima, serta meminimalkan kekurangan
semua pihak yang dapat menguntungkan semua pihak.
q Memecahkan
Masalah atau Kolaborasi
-
Pemecahan sama-sama
menang dimana individu yang
terlibat mempunyai tujuan kerja yang sama.
-
Perlu adanya satu komitmen dari semua pihak yang
terlibat untuk saling mendukung dan
saling memperhatikan satu sama lainnya.
PETUNJUK
PENDEKATAN SITUASI KONFLIK :
q Diawali melalui penilaian diri sendiri
q Analisa isu-isu seputar konflik
q Tinjau
kembali dan sesuaikan dengan hasil eksplorasi diri sendiri.
q Atur dan
rencanakan pertemuan antara
individu-individu yang terlibat konflik
q Memantau
sudut pandang dari semua individu yang terlibat
q Mengembangkan
dan menguraikan solusi
q Memilih
solusi dan melakukan tindakan
q Merencanakan
pelaksanaannya
KEPUSTAKAAN
Ann Marriner –Tomey ( 1996 ) . Guide To Nursing Management and Leadership. Mosby – Year
Book, Inc St Louis USA.
Swansburg, R.C. ( 1996 ) Management and Leadership for
Nurse Managers ( 2 th ed )
Jones and Bartlett Publishers Inc,
London England.
Dengan konflik, hidup akan lebih hidup, sebagai tanda
kita hidup, tidak mati